Kejujuran Pedagang Buah VS Koruptor

Kehebatan itu datangnya dari seorang penjual buah-buahan, hebat-hebat dipagi hari setelah sholat subuh saya biasa berdiri diluar rumah menghirup udara segar, nggak lama kemudian lewatlah tukang buah-buahan yang dipikul. Karena katanya kalau sering makan buah itu sehat maka tanpa pikir panjang saya berhentiin tuh tukang buah. 

Kebetulan yang saya beli pisang, sebab ada ditumpukan paling atas. Saya tanya berapa ini pisang jawabnya Rp. 6.000,- karena murah saya nggak nawar lagi gumam saya dalam hati biar lah untung dikit untuk emangnya (red-penjual buah). Saya ambil uang dan ada uang Rp. 5.000,- dan Rp. 2.000,- jadi total Rp. 7.000,-, saya cari-cari uang pecahan Rp. 1.000,- kagak ada udah di cari keseluruh saku juga dompet, maksud saya supaya pas jadi Rp. 6.000,- pas. Okelah saya berpikir udah aja saya kasihkan semua Rp. 7.000,- kata emangnya nggak ada kembalian saya bilang udah bawa aja pak. Saya kaget emangnya (tukang buah) marah, enggak katanya saya hanya berhak terima Rp. 6.000,- dan Rp. 1.000,- harus saya kembalikan. 

Akhirnya dengan rasa kagum saya, saya terpaksa cari tuh di celengan si Alif anakku semata wayang uang logam Rp. 500,- dua keping dan urusan pembayaran ke si emang selesai pas Rp. 6.000,-. . Setelah itu saya merenung tukang buah punya integritas yang sangat tinggi, jelas langka dan aneh sekaligus kagum gumam saya.

Saya berkhayal seandainya semua orang terutama pemimpin kita punya integritas seperti si emang di negara yang kita cintai ini kayaknya kita nggak perlu yang namanya KPK, Kepolisian, Kejaksaan dan konco-konconya karena dijamin mereka pada nganggur karena nggak bakal ada kasus barang satu orang pun yang diadili karena integritasnya sudah sedemikian tinggi. Bayang kan integritas si emang dikasih lebih Rp. 1.000,- karena memang bukan haknya menolak bahkan marah. Hebat-hebat salut 4 jempol karena memang nggak ada jempol lagi hanya untuk mu Mang.

Jika boleh saya ingin pertemukan si emang dengan koruptor-koruptor itu kayaknya seru nih, koruptor bakal terperangah heran dan malu, sebab apa lajur seragam tahanan kpk kayaknya tidak membuat mereka malu atau tertekan lagi tapi biasa-biasa saja, saya lihat dari ekspresi orang-orang yang ketanggkap itu. Waktu pertama diluncurkan terus ada yang tertangkap tuh saya lupa itu kayaknya kali pertama orang yang memakainya rada tertekan tetapi kesininya biasa-biasa wae bahkan malah dadah dan senyum-senyum. Tapi waktu contoh beberapa baju koruptor saya ada yang setuju yang majunya rawis-rawis dilengannya tuh kayaknya efek tertekannya supaya jera bakal lebih ningkat. he he geli geli.